Sejarah

Asal Usul Padi yang Ternyata Mulai Masuk ke Nusantara Ribuan Tahun Sebelum Masehi

Masyarakat Indonesia pada masa kolonial Belanda sedang menumbuk padi di kediamannya. Tanaman padi sendiri sudah ada di Nusantara termasuk Indonesia ribuan tahun sebelum masehi. (digitalcollections.universiteitleiden).
Masyarakat Indonesia pada masa kolonial Belanda sedang menumbuk padi di kediamannya. Tanaman padi sendiri sudah ada di Nusantara termasuk Indonesia ribuan tahun sebelum masehi. (digitalcollections.universiteitleiden).

Keberadaan tanaman padi merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, nasi yang kita konsumsi saat ini berasal dari tanaman tersebut.

Meskipun masyarakat Indonesia sudah mengenal padi, tak banyak yang tahu mengenai asal muasal kedatangan tanaman tersebut di Nusantara terutama Indonesia. Robert Cribb dan Audrey Kahin dalam buku Kamus Sejarah Indonesia mengatakan, tanaman padi atau yang memiliki nama ilmiah Oryza sativa tersebut tumbuh liar secara alami di daratan utama Asia Tenggara. Tanaman ini diperkirakan telah dibudidayakan sejak 6000 SM (Sebelum Masehi).

Robert dan Audrey memperkirakan padi memasuki Nusantara jauh setelah masa tersebut. Namun budidaya tertua ditemukan di Ulu Leang di Sulawesi sekitar 3500 SM. “Ini kemungkinan karena varietas-varietas awal sangat sensitif terhadap perubahan iklim (migrasi),” jelasnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Padi diperkirakan menjadi sumber makanan pokok Sriwijaya tetapi sayangnya tidak muncul dalam relief-relief Candi Borobudur. Hal ini menunjukkan adanya makanan pokok lainnnya yang dikounsumsi waktu itu termasuk millet (sekelompok serealia yang memiliki bulir berukuran kecil, red).

Potret ibu-ibu Indonesia saat menumbuk padi pada masa kolonial Belanda. (digitalcollections.universiteitleiden.nl).
Potret ibu-ibu Indonesia saat menumbuk padi pada masa kolonial Belanda. (digitalcollections.universiteitleiden.nl).

Tanaman padi sudah banyak ditanam pada pertengahan abad ke-13. Namun hingga abad ke-19, padi belum mencapai statusnya sebagai makanan utama untuk mayoritas penduduk Nusantara.

Sekitar akhir abad ke-18 dan abad ke-19, pemerintah kolonial mensponsori ekspansi besar-besaran pertanian padi untuk sawah. Hal ini dilakukan mereka melalui perluasan irigasi dan pembukaan lahan. Lalu pada 1905, pemerintah memulai program berkelanjutan untuk mencari varietas unggul.

“Peningkatan produksi beras juga menjadi sasaran utama pemerintah pendudukan Jepang pada Perang Dunia II,” ungkapnya.

Semula, produksi padi ditargetkan terus meningkat setelah Indonesia merdeka. Apalagi Pulau Jawa pernah mengekspor beras ke India pada 1946. Namun pada 1950-an dan 1960-an, produksi beras tidak mampu mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk sehingga impor pun semakin banyak.

Pemerintahan orde baru memiliki program utama untuk meningkatkan produksi beras. Swasembada pada 1973 menjadi sasaran rencana pembangunan lima tahun pemerintahan Presiden Soeharto. Namun serangan hama wereng yang muncul pada 1974 dan 1975 menyebabkan panen padi hancur lalu pemerintah Indonesia mulai mengimpor beras pada akhir 1970-an.

Pada November 1985, Soeharto mengumumkan swasembada beras di Indonesia sudah tercapai. Namun setelah itu, produksi beras terus menurun dari waktu ke waktu. Kekeringan pada awal 1991 menyebabkan pemerintah membatalkan kebijakan pelarangan impor beras untuk sementara waktu.

Setelah masa Presiden Soeharto selesai, produksi beras terus menurun. Bahkan, produksi beras pada 2001 4,45 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini bisa terjadi karena adanya penurunan area sawah dan produktivitas beras.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

0