News

Empat Dosen Perempuan UB Bakal Dikukuhkan Jadi Profesor

Empat dosen di Universitas Brawijaya akan dikukuhkan menjadi profesor baru. Foto: Wilda Fizriyani 
Empat dosen di Universitas Brawijaya akan dikukuhkan menjadi profesor baru. Foto: Wilda Fizriyani

MALANG -- Sebanyak empat dosen perempuan di Universitas Brawijaya (UB) bakal dikukuhkan sebagai profesor baru di Gedung Samantha Krida, Ahad (24/9/2023). Pengukuhan keempat dosen tersebut jelas akan menambah daftar profesor di UB.

Adapun profesor yang akan dikukuhkan adalah Pudji Purwanti yang akan menjadi profesor aktif ke-17 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Perempuan berhijab ini juga bakal menjadi profesor aktif ke-180 di UB. Ia juga akan menjadi profesor ke-339 dari seluruh profesor yang dihasilkan UB.

Selain itu, terdapat Rofiaty sebagai profesor aktif ke-23 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan ke-181 di UB. Dia juga menjadi profesor ke-340 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ada pula Kuswati yang akan menjadi sebagai profesor aktif ke-19 di Fakultas Peternakan (FAPET) dan ke-182 di UB. Kuswati juga akan menjadi profesor ke-341 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan oleh UB.

Selanjutnya, terdapat Asfi Manzilati yang bakal dikukuhkan sebagai profesor aktif ke-24 di FEB dan ke-183 di UB. Perempuan berhijab ini juga akan menjadi profesor ke-342 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan oleh UB.

Pada pengukuhan nanti, Rofiaty akan menunjukkan salah satu terobosan barunya berupa model entrepreneurial flexible orientation.Model ini merupakan konsep yang dikembangkan dengan memadukan entrepeneurial orientation, fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan terhadap perubahan kondisi lingkungan bisnis. "Ini digunakan dalam mewujudkan agilitas strategi dan inovasi guna meningkatkan kinerja organisasi," kata Rofiaty kepada wartawan di Gedung Rektorat UB, Jumat (22/9/2023).

Sementara itu, Pudji Purwanti akan menunjukan pengembangan model ”Keberlanjutan Ekonomi Rumah Tangga” melalui teknologi tepat guna. Inovasi ini bertujuan untuk mengembangkan kegiatan off fishing atau mata pencaharian alternatif yang sesuai dengan ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya fisikal.

Model ini dikembangkan mengingat sekitar 60 persen dari 250 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah pesisir. Tak hanya itu, lebih dari 7,5 persen menggantungkan hidupnya wilayah pesisir. Sebab itu, diperlukan upaya untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumber daya perikanan.

Selanjutnya, Kuswati akan menyampaikan penelitiannya tentang Model Three in One (MTO). Model ini merupakan modifikasi dan penerapan dari konsep klasik tiga pilar peternakan yaitu breeding, feeding dan management.

"Model dirancang dengan pendekatan tiga pilar yaitu integrasi aspek morfometrik dan molekular, reproduksi dan pemetaan potensi pakan dengan menggunakan citra satelit," kata dia.

Inovasi MTO disinyalir dapat meningkatkan produktivitas sapi Madura secara morfologi untuk meningkatkan performa sapi layak bibit. Kemudian secara molekular dapat dipilih sapi-sapi yang berpotensi pertumbuhan lebih baik. Bahkan, dapat meningkatkan tingkat kebuntingan ternak yang didukung dengan akses pakan sesuai potensi wilayah.

Adapun Asfi Manzilati akan menyampaikan Model Kontrak Manunggal (Syirkah) atau MKM. Model ini mendasarkan pada kontrak syirkah yang menggunakan mekanisme pembagian manfaat dan/atau biaya/resiko di antara para pelaku bisnis secara proporsional." Dalam mekanisme ini, terdapat linieritas manfaat dan atau biaya/resiko antar-pihak," ungkapnya

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

0