Mengupas Nilai Filosofis Ketupat di Hari Lebaran

Budaya  
Ketupat di perayaan Lebaran di Indonesia memiliki makna filosofis sendiri. Foto: Republika/Agung Fatma Putra 
Ketupat di perayaan Lebaran di Indonesia memiliki makna filosofis sendiri. Foto: Republika/Agung Fatma Putra

MALANG -- Ketupat biasanya identik dengan perayaan Idul Fitri di Indonesia. Bahkan, ada kegiatan Lebaran Ketupat di masyarakat Jawa pada hari ketujuh Idul Fitri.

Wakil Ketua PWM Jawa Timur (Jatim), Nur Cholis Huda mengatakan, budaya ketupat memiliki nilai filosofis tersendiri di momen berlebaran hari raya. Janur artinya ‘sejatine ning nur’ yang berarti cahaya yang benar-benar dari ilahi. "Kupat juga memiliki kepanjangan tersendiri yakni laku papat atau empat L," katanya saat menghadiri kegiatan Halal bi Halal di UMM, beberapa waktu lalu.

L pertama berkaitan dengan 'lebar' atau waktu untuk berpuasa telah usai. Maka itu, Huda mendorong Muslimah untuk segera menyelesaikan utang puasa yang ada. Dengan begitu, makna lebar bisa diperoleh dengan penuh.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

L yang kedua, yakni lebur yang bermakna meleburnya kesalahan. Dengan kata lain, masyarakat harus saling menghilangkan kesalahan dan memaafkan.

Kemudian L yang ketiga adalah luber yang artinya kebaikan harus lebih-lebih. Dengan begitu, masyarakat Muslim bisa mendapatkan sejatine nur, yakni cahaya dari ilahi.

L yang terakhir yakni labur yang artinya wajah umat Muslim harus cerah. "Umat Muslim tidak boleh mengeluh dan sambatan,” kata dia menambahkan.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image