Ciri-Ciri Bahasa Perempuan Berdasarkan Riset

Salam literasi!
Linguis dari Amerika, Robin Lakoff pernah mengungkapkan sejumlah ciri-ciri bahasa yang digunakan perempuan. Hasil penelitian ini memang tidak bisa disamakan untuk seluruh perempuan di dunia. Namun hasil riset ini setidaknya bisa menjadi gambaran awal untuk melihat bahasa yang digunakan perempuan secara mendalam ke depannya.
Niswatin Nurul Hidayati dalam jurnal yang berjudul “Bahasa dan Gender: Kajian Karakteristik Kebahasaan Laki-Laki dan Perempuan Dalam Film Anak” mengungkapkan sejumlah ciri-ciri bahasa perempuan berdasarkan teori Robin Lakoff. Untuk mengetahui rinciannya, berikut ini ciri-ciri tersebut.
Color Words
Perempuan dianggap memiliki sifat yang lebih rinci dan teliti dibanding dengan laki-laki. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya kosa kata yang dimiliki oleh perempuan mengenai warna.
Pria pada umumnya mungkin hanya mengenal warna-warna umum seperti merah, putih, biru, ungu dan lain-lain. Namun perempuan bisa merinci jenis-jenis warna tersebut. Beberapa di antaranya seperti broken white, merah maroon, nude dan lain-lain.
Empty adjectives
Empty adjective merupakan kata sifat yang digunakan oleh perempuan untuk mengungkapkan suatu penerimaan dan kekaguman terhadap sesuatu. Beberapa kata yang dimaksud antara lain gorgeous, fabulous, lovely, charming, divine, adorable, dan sebagainya.
Question intonation
Pola intonasi kalimat (dalam bahasa Inggris) yang digunakan oleh perempuan di dalam menjawab suatu pertanyaan dengan pernyataan menggunakan pola intonasi yang tinggi seperti pola pertanyaan yes-no question. Alasan perempuan menggunakan pernyataan semacam ini karena tidak yakin dengan pernyataannya sendiri.
Hedge
Lakoff menilai perempuan sering menggunakan ungkapan yang menunjukkan bahwa mereka merasa kurang yakin dengan apa yang dituturkan. Ungkapan tersebut biasnaya disebut dengan hedge. Adapun beberapa kata yang masuk kategori ini antara lain well, you know, kinda, sort of, like, I guess, I think, seems like, kind of dan sebagainya.
Intensifier
Intensifier berkenaan tentang kata keterangan yang digunakan untuk memberikan penekanan kepada kata sifat, kata kerja, atau kata keterangan lain (Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary). Kata-kata yang termasuk kategori ini antara lain so, very, totally dan lain-lain.
Hypercorrect grammar
Hypercorrect grammar dapat merujuk pada penggunaan bahasa Inggris yang sesuai dengan tata aturan baku. Di dalam beberapa penelitian disebutkan perempuan lebih cenderung menggunakan bentuk bahasa baku daripada laki-laki.
Super polite form
Penggunaan bentuk tuturan yang sangat santun dianggap sebagai sesuatu yang sudah sepantasnya dilakukan oleh perempuan. Perempuan juga harus sering menggunakan ungkapan seperti please dan thank you untuk tetap menjaga nilai sosial.
Tag questions
Cambridge Advanced Learner’s Dictionary mengatakan tag question sebagai suatu ungkapan yang terdapat di akhir kalimat untuk memberikan penekanan. Hal ini acap digunakan untuk mendapat persetujuan atau untuk memastikan suatu informasi.
Avoidance of strong swear words
Swear words merupakan kata yang digunakan untuk memberikan penekanan terhadap apa yang ingin disampaikan. Kata ini biasanya menjadi cara untuk menghina sesuatu atau seseorang. Pada aspek ini, perempuan lebih sering menggunakan kata oh my goodness, my goodness, oh dear, dan sejenisnya dibandingkan shit, damn dan lain-lain.
Emphatic stress
Emphatic stress memiliki fungsi untuk memberikan penekanan terhadap suatu tuturan ketika si penutur merasa tidak yakin terhadap apa yang dituturkannya. Oleh karena itu, lawan tuturnya akan merasa yakin dengan apa yang dia sampaikan. Contohnya dapat dilihat pada kalimat “It was a brilliant performance”. Kata “brilliant” merupakan emphatic stress yang digunakan untuk menekankan kata performance.
