Tim Pengabdian Masyarakat SKSG UI Dorong Desa Warnasari Maksimalkan Potensinya
JAKARTA -- Pembangunan desa menjadi salah satu kunci utama dalam mewujudkan pemerataan pembangunan nasional yang berdampak langsung pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya mendukung itu, Universitas Indonesia (UI) melalui tim pengabdian masyarakat dari Sekolah Kajian Stratejik Global (SKSG) menggelar workshop Pendampingan Pembuatan Roadmap Pembangunan Desa Warnasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.
Tim pengabdian masyarakat SKSG UI menyampaikan bahwa workshop tersebut digelar untuk memaksimalkan potensi desa dan mendorong pembangunan yang signifikan serta berkelanjutan.
Kepala Desa Warnasari, I Ketut Widastra dalam sambutannya mengungkapkan, bangga atas pencapaian desanya yang berhasil meraih penghargaan Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023.
"Kami selalu mendasarkan setiap kebijakan desa, termasuk penyusunan peta jalan pembangunan, pada data statistik yang akurat," ujar I Ketut Widastra dalam siaran pers yang diterima, Jumat (16/8/2024)
Di tempat yang sama, perwakilan Bappeda Kabupaten Jembrana, Ni Komang Ayu Sri Swardani memaparkan secara rinci potensi, tantangan, dan kekurangan yang dihadapi Kabupaten Jembrana.
Ni Komang Ayu menekankan pentingnya keselarasan dalam penyusunan peta jalan pembangunan di berbagai tingkatan pemerintahan. Peta jalan pembangunan kabupaten harus sejalan dengan peta jalan provinsi, dan provinsi harus mengacu pada peta jalan pembangunan nasional.
"Keselarasan ini penting untuk menciptakan pembangunan yang serentak dan harmonis," ujar Ni Komang Ayu.
Sekretaris Desa Warnasari, I Putu Muliarta juga memberikan pemaparan mendalam tentang proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) atau peta jalan pembangunan desa.
Menurutnya, penyusunan roadmap pembangunan desa tidak hanya harus selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), tetapi juga harus didasarkan pada analisis SWOT dan data statistik yang valid.
"Kami bekerja sama dengan BPS melalui program Jembrana Satu Data Dari Desa (JSDDD) untuk memastikan kebijakan yang diambil berbasis data, seperti dalam pengelolaan sampah, di mana kami menghitung data pengeluaran sampah per unit rumah sebelum membuat kebijakan,” ujar I Putu Muliarta.
Menurutnya, dengan adanya perpanjangan masa jabatan kepala desa dari enam tahun menjadi delapan tahun, penyusunan RPJMDES juga perlu disesuaikan.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat SKSG UI Dr. Phil, in Eng. Irene memberikan masukan terhadap RPJMDES Desa Warnasari yang sebelumnya telah direview oleh tim.
Menurutnya, RPJMDES harus mengacu pada Permendes Nomor 7 Tahun 2023 tentang Rincian Prioritas Penggunaan Dana Desa.
"Selain itu, kami juga mengusulkan beberapa program seperti hilirisasi produk desa dan pembangunan ekosistem digital," ujar Irene.
Di dalam workshop Pendampingan Pembuatan Roadmap Pembangunan Desa Warnasari ini juga membahas beberapa langkah strategis lainnya yang dapat diambil oleh Desa Warnasari untuk mempercepat pembangunan. Di antaranya adalah pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mengoptimalkan pelayanan publik di desa.
"Dengan adanya workshop ini, kami berharap Desa Warnasari dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di Indonesia dalam menerapkan pembangunan yang berbasis data, selaras dengan SDGs, dan mendukung visi pembangunan nasional," ujar Irene.
Ia menambahkan, workshop yang digelar ini menandai komitmen Universitas Indonesia dalam mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan dan sejalan dengan tujuan nasional untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tim pengabdian masyarakat SKSG UI berencana untuk terus melanjutkan program serupa di desa-desa lain, dengan harapan dapat mendorong pembangunan yang lebih merata di seluruh negeri.