SKSG Universitas Indonesia Gelar Workshop Penghimpunan Data Mandiri Desa
JAKARTA -- Tim Pengabdian Masyarakat Sekolah Kajian dan Strategi Global Universitas Indonesia (SKSG UI) yang diketuai oleh Dr. Phil, in Eng. Irene Sondang Fitrianitia bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jembrana dalam rangka melakukan pengabdian masyarakat sebagai implementasi Tridharma Perguruan Tinggi. Dalam agenda pengabdian masyarakat kali ini, tim SKSG UI bersama BPS Kabupaten Jembrana melaksanakan Workshop Penghimpunan Data Mandiri di tingkat Desa.
Kegiatan workshop tersebut dihadiri oleh 25 peserta terdiri dari perwakilan Desa Warnasari dengan julukan Desa Cantik yakni Desa Cinta Statistik dan perwakilan Desa Pulukan yang diproyeksikan menjadi Desa Cantik selanjutnya.
“Desa sebagai pengolah data dituntut untuk membuat kebijakan yang tepat sehingga penggunaan data diperlukan sebagai dasar pembentuk kebijakan,” kata Kepala BPS Kabupaten Jembrana, Rocky saat menjadi narasumber pada kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim dari UI, Rabu (31/7/2024).
Rocky menyampaikan bagaimana rancangan program yang BPS siapkan untuk menunjang kebutuhan desa dalam hal pengolahan data. Salah satu program yang dipaparkan olehnya adalah Program Jembrana Satu Data Dari Desa (JSDDD) yang merupakan program penghimpunan data yang dikumpulkan dari tingkat desa dalam suatu pusat data yang dapat diakses oleh desa secara online melalui Aplikasi JSDD.
"Saya berharap siapapun kepala daerah terpilih nantinya, program-program penghimpunan data yang telah dilaksanakan maupun yang masih berupa rancangan program dapat tetap dilaksanakan," ujar Rocky.
Selain Kepala BPS Kabupaten Jembrana, tim pengabdian masyarakat SKSG UI juga menghadirkan perwakilan Desa Warnasari yang di wakili oleh I Kadek Sri Rama Usmantara untuk berbagi ilmu dan pengalaman di Desa Warnasari dalam hal melakukan pengelolaan data. Sesi ini dilakukan guna memberikan gambaran bagaimana pengelolaan data yang dilakukan oleh Desa Warnasari kepada Desa Pulukan yang diproyeksikan sebagai Desa Cantik selanjutnya.
Dalam pemaparannya, Sri Rama mengungkapkan pentingnya penghimpunan data desa yang lengkap sebagai rujukan dalam membuat suatu kebijakan.
“Dengan adanya data sebagai rujukan kebijakan, memudahkan Perbekel (kepala pemerintah desa) dan Desa untuk memberikan pengertian kepada masyarakat," ujar Sri Rama.
Sri Rama menyampaikan, hasil yang dirasakan oleh Desa Warnasari setelah terlaksananya pembinaan Desa Cantik adalah adanya Dashboard Desa Cantik Warnasari yang merupakan lokasi penghimpunan data Desa Warnasari yang selalu update dan optimal. Sebelumnya pengelolaan dan penghimpunan data di Desa Warnasari tidak terlalu diperhatikan.
“Pembangunan tanpa data seperti kapal yang berlayar tanpa tujuan," ujar Sri Rama sebagai penekanan pentingnya membuat kebijakan yang berbasis data.
Pemaparan pihak Desa Pulukan diwakili oleh Prima Desinta Rengganis selaku Sekretaris Desa. Dalam pemaparannya, Prima mengungkapkan dengan jelas kondisi Desa Pulukan mulai dari kondisi geografis, demografi serta potensi dan ancaman yang dihadapi oleh desa.
Selain itu dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam format diskusi ini seluruh perwakilan Desa Pulukan yang terdiri dari perangkat desa yang berjumlah lima orang diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya terhadap kondisi desa. Khususnya dalam potensi serta ancaman yang menghantui Desa Pulukan melalui media kertas post-it yang telah disediakan oleh Tim Pengmas SKSG UI.
Tim SKSG UI menyampaikan, dari hasil diskusi tersebut diketahui bahwa Desa Pulukan mempunyai banyak sekali potensi seperti potensi di bidang Perhutanan Sosial (Kakao, Kopi, Durian, Cengkeh), Kerajinan Tangan (Tenun Benang), Agrowisata serta bidang Laut (Perikanan dan Pariwisata). Namun dengan banyaknya potensi yang dimiliki, ternyata Desa Pulukan tidak sedikit pula menemui hambatan dalam mengelola potensi tersebut.
Hambatan atau ancaman yang harus dihadapi desa antara lain adalah perihal Pemberian Edukasi kepada masyarakat, kurangnya data yang dimiliki untuk dijadikan rujukan pembuatan kebijakan serta adanya potensi Resiko konflik antar desa. Dari pemaparan tersebut, Tim Pengmas SKSG UI bersama-sama dengan BPS Jembrana, Desa Warnasari serta Dewa Pulukan berusaha untuk merumuskan solusi atas permasalahan tersebut.
Solusi yang ditawarkan dalam forum diskusi tersebut pun sangatlah variatif, mulai dari solusi yang ditinjau dari sudut pandang hukum sampai solusi yang bersumber dari studi kasus yang telah dilaksanakan oleh Desa Warnasari.