Bapanas: Produksi Padi Meningkat dengan Program Pompanisasi

News  
Sekda Jabar Herman Suryatman melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Pompanisasi di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Rabu (3/6/2024). (Foto: Dokpim Jabar)
Sekda Jabar Herman Suryatman melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Pompanisasi di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Rabu (3/6/2024). (Foto: Dokpim Jabar)

JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menilai program pompanisasi yang saat ini digencarkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil meningkatkan produksi padi. Dengan begitu, menurutnya ketersediaan beras secara bulanan mampu tercukupi.

"Berbagai program peningkatan produksi yang dilakukan bapak Mentan (Amran Sulaiman) sangat intensif dan luas. Ini juga demi mengatasi ancaman kekeringan seperti yang pernah diingatkan bapak Presiden Joko Widodo. Dengan situasi ini, kita yakin kebutuhan konsumsi beras akan tercukupi," kata Arif dalam siaran pers, Jumat (26/7/2024)

Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan bahwa program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang Indeks Pertanaman (IP) satu namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Artinya, lahan-lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun. Program ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdasarkan data yang ada, total pompanisasi yang sudah termanfaatkan di seluruh Indonesia telah mencapai 20.559 unit dengan luasan lahan 582.528 hektar pompanisasi yang sudah terealisasikan. Program pompanisasi akan diperluas hingga wilayah lain di luar Pulau Jawa, agar upaya peningkatan produksi padi berjalan secara masif. Pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan, sehingga akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam kembali.

Arief mengungkapkan, optimis para petani akan meningkatkan gairah bertanam karena pemerintah hadir secara tepat di saat mereka membutuhkan. Terlebih pemerintah juga telah menerapkan kebijakan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) yang berdampak pada naiknya nilai tukar petani (NTP).

"Kita bersyukur dengan penetapan HPP yang efektif mampu menjaga nilai tukar petani (NTP) dan semangat petani nandur (bertanam) kembali dan menyala terus," ujar Arief.

Arief mengatakan, kenaikan hasil panen juga membuktikan bahwa program-program peningkatan produksi yang telah digeber Kementan selama ini sudah berhasil.

"Karena itu patut kita apresiasi karena proyeksi KSA BPS yang terbaru memperlihatkan produksi beras di Agustus dan September mulai meningkat dan ada surplus terhadap kebutuhan konsumsi bulanan," katanya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono menambahkan, selain pompanisasi, Kementan juga terus menggencarkan program optimasi lahan atau oplah serta program gerakan tanam padi gogo yang ditanam di wilayah perkebunan.

"Semua upaya dalam menghadapi darurat pangan terus kita lakukan terutama dalam mengantisipasi penurunan produksi akibat dinamika iklim global dan potensi kekeringan," ujar Cahyono.

Cahyono menambahkan upaya ini akan terus didorong Kementan agar IP padi nasional meningkat. Melalui pompanisasi, masa tanam yang awalnya satu kali setahun bisa menjadi dua sampai tiga kali tanam setahun.

"Lahan-lahan tadah hujan atau lahan bertanam satu kali setahun menjadi target utama, kita optimis pangan Indonesia kedepan tercukupi dari dalam negeri,” ujarnya.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image