Kisah Tradisi Tumbal Perawan Sungai Nil dan Surat Umar bin Khattab

Hikmah  
Ilsutrasi gambar sahabat Nabi Muhammad SAW.
Ilsutrasi gambar sahabat Nabi Muhammad SAW.

Bagi penduduk Mesir, Sungai Nil adalah sumber air utama bagi kehidupan mereka. Sungai Nil adalah pendukung ekonomi penting yang mendukung sektor pertanian dan perikanan di Mesir. Kehidupan penduduk Mesir kala itu bergantung kepada Sungai Nil, dan dalam prosesnya muncullah tradisi memberikan tumbal gadis perawan untuk dipersembahkan kepada Sungai Nil.

Dikisahkan ketika Amr bin al-Ash bin Wa'il bin Hisyam menjabat sebagai gubernur Mesir pada masa Khulafaur Rasyidin. Amr bin al-Ash saat menjabat gubernur Mesir mengirimkan surat kepada Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu tentang tradisi penduduk Mesir, yaitu melemparkan tumbal berupa seorang gadis perawan ke Sungai Nil setiap tahun.

Penduduk Mesir pernah berkata kepada Amr bin al-Ash, "Wahai Amir (pemimpin), sesungguhnya kami memiliki tradisi berkaitan dengan sungai, dan sungai ini tidak akan mengalir kecuali dengan (menjalankan) tradisi itu."

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Amr bin al-Ash sang gubernur Mesir bertanya kepada mereka, "Tradisi apakah itu?"

Penduduk Mesir menjawab, "Apabila telah berlalu 12 malam dari bulan ini, kami mengambil gadis perawan dari kedua orang tuanya. Kami mempercantik gadis perawan itu dengan perhiasan dan pakaian yang terbaik, lalu melemparkannya ke Sungai Nil sehingga air sungai pun kembali mengalir."

Amr bin al-Ash berkata, "Perbuatan itu tidak diperbolehkan dalam Islam, dan sesungguhnya Islam datang untuk meruntuhkan ajaran yang ada sebelumnya."

Akhirnya penduduk Sungai Nil pun memutuskan untuk

menunggu (kemungkinan yang akan terjadi) selama beberapa bulan. Ternyata air Sungai Nil tetap tidak mengalir, baik sedikit maupun banyak, hingga mereka bermaksud pindah ke tempat lain.

Umar bin Khattab kemudian menjawab surat sang gubernur Mesir, "Kamu benar bahwa Islam telah menghapus tradisi tersebut. Aku melampirkan secarik kertas untuk kamu bersama surat ini. Lemparkanlah kertas itu ke Sungai Nil."

Kemudian Amr bin al-Ash membuka kertas tersebut sebelum melemparkannya ke Sungai Nil. Kertas tersebut bertuliskan seperti ini.

"Dari hamba Allah, Amirul Mukminin Umar kepada Nil dan penduduk Mesir. Amma ba‘du."

"Jika kamu mengalir karena keinginan dan kuasamu sendiri, tak usahlah kau mengalir, kami tidak memerlukannya. Akan tetapi jika Allah Al-Wahid Al-Qahhar (Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan) yang membuatmu mengalir, kami memohon kepada Allah agar membuatmu mengalirkan air."

Kemudian Amr bin al-Ash melempar kertas tersebut ke Sungai Nil. Keesokan harinya, ternyata Allah SWT telah mengalirkan Sungai Nil dengan ketinggian air mencapai enam belas hasta dalam satu malam. Dengan itulah Allah menghilangkan tradisi buruk penduduk Mesir hingga sekarang.

Kisah surat Umar bin Khattab untuk Sungai Nil ini dikutip dari buku 150 Kisah Umar bin Khattab yang ditulis Ahmad Abdul Al Al-Thahthawi yang disunting, diterjemahkan dan diterbitkan kembali PT Mizan Pustaka, 2016.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

0

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image