Pengertian Malu Kepada Allah SWT dan Keutamaannya
Syekh Muhammad Nawawi Bin Umar Banten menjelaskan bahwa ada 77 cabang iman, salah satu cabang iman tersebut di antaranya malu kepada Allah SWT.
Muncul pertanyaan, apa pengertian malu kepada Allah SWT dan sikap malu kepada Allah SWT? Apa keutamaan sikap malu kepada Allah? Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya menerangkan arti malu kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Malu kepada Allah SWT adalah termasuk iman."
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Malulah kamu kepada Allah dengan sebenarnya. Ibnu Mas'ud berkata: Kami berkata, wahai Nabi Allah, kami sungguh malu."
Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Malu itu bukanlah demikian. Orang yang malu kepada Allah dengan sebenarnya hendaknya menjaga kepala dan yang berada di sekitar kepala, menjaga perut dan apa saja yang masuk ke perut, menjaga kemaluan, dua tangan, dan dua kaki. Hendaklah ia mengingat mati dan kehancuran. Barang siapa yang menginginkan akhirat, niscaya ia meninggalkan perhiasan hidup di dunia dan lebih mementingkan akhirat dari pada dunia. Barang siapa yang melakukan hal tersebut, maka sungguh ia telah malu kepada Allah dengan sebenarnya."
Dalam sabda Nabi Muhammad SAW lainnya, dijelaskan bahwa Allah SWT berfirman agar anak cucu Nabi Adam malu kepada Allah SWT saat hendak melakukan maksiat. Supaya Allah SWT juga malu kepada hamba-Nya saat akan menyiksa hamba-Nya di hari kiamat.
Sabda RasulullaŁh SAW riwayat Mu'adz bin Jabal: Allah berfirman, "Wahai anak Adam, malulah engkau kepada-Ku ketika engkau akan melakukan maksiat, niscaya Aku akan malu kepadamu bahwa Aku akan menyiksamu pada hari "menghadap yang agung" (kiamat)."
"Wahai anak Adam, bertaubatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan memuliakanmu seperti kemuliaan para Nabi. Wahai anak Adam, janganlah kau tutupi hatimu dari Aku, karena sesungguhnya jika kau tutupi hatimu dari-Ku, niscaya Aku akan menghinakanmu dan Aku tidak menolongmu."
Wahai anak Adam, seandainya kamu menjumpai Aku pada hari kiamat dengan membawa amal baik seperti amal-amal baik penduduk bumi, niscaya Aku tidak dapat menerima amal-amal tersebut dari dirimu, sehingga kamu membenarkan janji dan ancaman-Ku."
"Wahai anak Adam, sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Maha Memberi rezeki, sedangkan kamu adalah yang diberi rezeki, dan kamu tahu bahwa sesungguhnya Aku memenuhi rizkimu. Oleh karena itu janganlah kau tinggalkan taat kepada-Ku lantaran mencari rezeki. Jika kau tinggalkan taat kepada-Ku lantaran sibuk mencari rezeki, niscaya siksa-Ku akan menimpamu."